Senin, 31 Oktober 2016

Berokan Ikut Festival Band Duta Indramayu Kota Budaya

Seni berokan pusara
Berokan Pusara Ikut Festival Band
Penonton histeris saat berokan tiba-tiba muncul dari balik panggung festival. Penonton berdiri penasaran menonton aksi berokan.

Seperti teman-teman dari Komunitas Trail Indramayu (TRAIND) yang turut serta mendukung penampilan Pusara. Mereka bernyanyi bersama di lagu Salam Satu Jalur. Lagu anak trail yang diciptakan Pusara.

Penonton begitu meriah. Mereka berfoto-foto dengan berokan. Foto bareng Pusara? hehe foto dengan berokan lebih unik.

"Kok berokannya diem aja." Komen salah seorang penonton.
Ya untung berokanya diem aja ga kok (sakit). Berokannya lagi patah hati. Seperti lagu Bintang Kehidupan yang dibawakan oleh band Pusara, salah satu finalis di acara Festival Band Duta Indramayu 2016.

Bintang Kehidupan Nicke Ardila dicover apik oleh band Pusara. Begitu memukau penonton yang hadir di acara itu. Meski baru intro penonton teriak histeris seolah terhipnotis, bernostalgia dengan lagu era 90-an ini. Juri pun terpana dengan aksi Pusara band asal Jatibarang, Indramayu ini.

Serah Terima Piala Festival Band Duta Indramayu
Oleh Bupati Indramayu

Festival yang digelar di Panggung Taman Cimanuk sabtu, 21 agustus 2016. Digelar begitu apik memperebutkan Piala Bergilir Bupati Indramayu.

Memang dalam Festival Band Duta Indramayu mengutamakan unsur etnik Indramayu. Sehingga Pusara mempunyai konsep menampilkan Berokan di penampilannya. Untuk melestarikan budaya Indramayu.

Selain berokan, Pusara juga menambahkan tari topeng. Restu vokalis Pusara begitu piawai menarikan tari topeng khas Indramayu. Selain piawai menari vokalis Pusara merdu dalam ngidung. Kidung khas Indramayu.

Band yang selalu ngumpul di Jembatan Music Studio Jatibarang ini memakai kostum udeng khas Indramayu, memang habis-habisan di Festival Band Duta Indramayu. " Pokoknya semua keluarkan ide kita." Semangat Yoga gitaris Pusara.

Pusara Borong Piala Festival Band Duta Indramayu
Alhamdulillah kerja keras Pusara terbayar kontan meraih Juara 1 Festival Duta Band Indramayu 2016. Meraih piala bergilir Bupati Indramayu dan raih 2 best player. Best Drum oleh Deden dan Best Bass oleh Oky.

Pusara
Memang dari audisi, Pusara memperoleh rangking tertinggi dari lawan-lawannya. Sulit untuk menyaingi band ini. "Memang komplit Pusara itu. Dari Kostumnya, arransemen lagu, perfomnya semuanya komplit. Perfect." Komen Alex salah satu juri.

"Alhamdulillah puji syukur Ya Allah." Syukur Ihya, gitaris Pusara.

"Alhamdulillah, ga sia-sia bawa berokan ke festival." Kata Ang Uus yang menaungi Pusara.


Jumat, 28 Oktober 2016

Happy Anniversary Rumput Laut "Keep Together"

Rumput Laut  "Keep Together"
8 tahun sudah kita bersama memperjuangkan karya dan cita-cita semoga kita tidak pernah lelah untuk sama-sama berjuang demi karya dan cita-cita bersama.. smoga Tuhan selalu melimpahkan kesehatan & kesejahteraan kepada kita.
Aamiin ya Allah..

Rumput Laut Road to Album#2

50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan (Bagian 2)

Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan motif batik dari daerah lain termasuk dari tetangganya Batik Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Letak geografis dan astronomis membuat batik Indramayu memiliki keunikan tersendiri. 

Tidak heran jika motif batik tersebut lebih banyak menggambarkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan peralatan yang ada sejak dulu hingga sekarang. Motif-motif tersebut banyak sekali, tetapi ada beberapa yang sudah memiliki hak cipta dan dipatenkan. Lanjutan dari Bagian 1

Berikut 50 motif batik Indramayu yang sudah dipatenkan (Bagian 2) :


 Motif Batik Indramayu


11. Parang Teja. Parang berarti jalinan yang tidak pernah putus dan selalu ingin memperbaiki diri sedangkan Teja adalah sinar atau cahaya kehidupan. Sehingga parang teja bermakna cahaya kehidupan yang tidak pernah putus yang selalu ingin memperbaiki diri untuk menuju hidup yang lebih baik. 



12. Pentil Kuista. Pentil berarti buah muda, sedang kuista adalah buah yang berasa asam manis. Pohon kuista banyak ditemui di desa Babadan, Cantigi dan Rambatan. Buah kuista berbentuk bulan seperti bola tenis, berkulit keras, berwarna coklat muda sampai tua. Buah kuista mentah berasa hambar dan manis jika sudah matang dan biasanya dibuat sirup atau rujak dan bagus untuk kesehatan pencernaan. Zaman dahulu buah ini sangat terkenal dan banyak diperjualbelikan di pasar sekitar Indramayu. Walau tidak seperti pada zaman kejayaannya, buah kuista masih bisa ditemui dan dijual di pasar pasar tradisional (pasar malam). Motif pentil kuista juga menggambarkan kehidupan rakyat yang sering merasakan asam manisnya kehidupan. 



13. Sawat Pentil Kuista. Sawat pentil kuista terdiri atas dua buah kata, yaitu sawa dan pentil kuista. Kata sawat itu sendiri dapat diartikan mahkota pengantin yang dipakaikan di lengan. Motif batik sawat pentil kuista ini sendiri terinspirasi oleh buah dari pohon kuista (pentil kuista) yang memiliki rasa manis yang merupakan salah satu keanekaragaman flora khas pesisir Indramayu. 



14. Obar-abir. Wilayah Indramayu tidak dapat terlepas dari wilayah pesisir pantai yang indah. Motif obar-abir adalah motif dasar yang dilambangkan sebagai ombak lautan yang tersusun rapi dan berkejar-kejaran menuju pantai pasir. Motif ini dilengkapi dengan isenan (isi) yang terdiri dari keanekaragaman flora dan fauna pesisir Indramayu.



15. Sawat Biskuit. Kata sawat berarti sayap, simbol sawat ini sering dijumpaik di kerajaan-kerajaan dahulu yang dipakai sebagai mahkota atau simbol kekuasaan. Sedangkan biskuit adalah salah satu jenis makanan yang dahulu ditemui pada acara-acara tertentu saja, seperti hari besar dan perayaan tertentu saja. Biskuit pada zaman itu menjadi makanan mewah yang hanya disajikan pada acara adat pernikahan rakyat Indramayu dimana pengantin dipakaikan sawat/mahkota pada lengan tangannya. 




16. Rama. Motif ini menggambarkan bentuk mahkota segitiga kerajaan yang mirip dengan mahkota pengantin Jakarta. Pada zaman dahulu, mahkota ini banyak dipakai pada upacara pernikahan adat di desa Babadan dan Panganjang yang merupakan daerah pembatikan. Pengantin diarak oleh keluarga dan warga sekitar diiringi tari tarian khas daerah. 




17. Rajeg Wesi. Rajeg wesi diambil dari bahasa Jawa yang artinya pagar yang terbuat dari besi. Kita pahami setiap rumah atau pekarangan yang dipagar apalagi terbuat dari besi itu maknanya adalah pengamanan yang kokoh. Rumah yang diberi pagar besi dimaksudkan agar bisa memberi rasa aman pada penghuni di rumah tersebut. Rasa nyaman dan aman menjadi suatu bentuk kebutuhan hidup manusia. Agar ia tak terganggu oleh binatang liar, oleh mahluk jahat, oleh berbagai macam bahaya yang mengancam. Oranamen khas rajeg wesi dihiasi oleh motif ikan sesuai dengan daerah pesisir Indramayu. 






18. Puyong. Dahulu motif ini mengambil obyek sejenis burung besar, bentuk tubuhnya seperti burung merpati dan sering hinggap di sekitar rumah penduduk wilayah pembatikan di Indramayu. Karena sudah menjadi bagian dari komunitas pendudukan, burung ini diabadikan dalam sebuah karya batik, batik motif puyong. 


19. Sejuring. Nama motif ini berasal dari kata segaring, yang menandakan kotak-kotak jaring nelayan. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Indramayu kaya akan potensi sumber daya lautnya, maka banyak nelayan baik yang tradisional maupun modern mencari ikan dengan menggunakan jaring. Bentuknya kotak-kotak yang biasanya diperbaiki di rumahnya. Konon motif ini merupakan simbol dan doa agar hasil yang diperoleh selama melaut menjadi berkah kehidupan. 


20. Sawat Penganten. Sawat berarti hiasan penganten di pelaminan maupun dalam pesta tarian adat yang berbentuk menyerupai sayap atau kupu-kupu, dipasang di lengan tangan bagian atas. Sawat yang berbentuk mahkota dipasang di atas kepala penganten. Dahulu, pasangan penganten di Daerah Babadan dan Panganjang diarak diiringi aksi tarian, musik dan atraksi seni rakyat. 

Bersambung

Dikutip dari buku Batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu















50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan (Bagian 4)

Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan motif batik dari daerah lain termasuk dari tetangganya Batik Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Letak geografis dan astronomis membuat batik Indramayu memiliki keunikan tersendiri.


Tidak heran jika motif batik tersebut lebih banyak menggambarkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan peralatan yang ada sejak dulu hingga sekarang. Motif-motif tersebut banyak sekali, tetapi ada beberapa yang sudah memiliki hak cipta dan dipatenkan. Tulisan ini merupakan lanjutan Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan  dari Bagian 1, Bagian 2 dan Bagian 3.

Berikut 50 motif batik Indramayu yang sudah dipatenkan (Bagian 4) :



31.Kembang Kol. Motif bunga dan daun secara sederhana mempunyai arti suatu keindahan, kecantikan, dan kebahagiaan. Motif yang sederhana seperti dedaunan. Motif ini dapat berarti sebagai wahyu Tuhan untuk menggapai suatu cita-cita. Seperti kenaikan pangkat, penghargaan, kehidupan yang baik dan rezeki yang melimpah.




32. Kembang Betah. Kembang betah merupakan jenis tumbuhan menjalar yang dahulu banyak tumbuh di sepanjang daerah pembatikan Paoman, Babadan, Panganjang, Anjun, dan Terusan. Motif ini memiliki makna bahwa pentingnya kesinambungan antara manusia dan alam supaya indah dan harmonis dan terjaga selama-lamanya.




33.Kapal Kandas. Motif kapal kandas tidak asing oleh masyarakat Indramayu yang dikenal sebagai pelaut sejak zaman sebelum kemerdekaan Indonesia.Istri-istri pelaut inilah yang mengisi waktu luang selama ditinggal melaut berhari-hari dengan membatik. Beberapa kisah mengatakan bahwa kandas berarti karam,menggambarkan kapal yang hancur sehingga tinggal puing kapal,dayung,ceruk,rantai dan sebagiannya terkait peperangan Belanda di sekitar bantaran Cimanuk dan laut pantai utara.Para pembatik bertempat tinggal di jalur sungai cimanuk yang menjadi bandar kapal-kapal Belanda maupun nelayan pada waktu itu.




34.Kembang Gunda. Kembang Gunda adalah tanaman yang banyak tumbuh di rawa-rawa/balong di pesisir pantai dan bermanfaat menjadi bagian isi makanan rumbah.Berasa agak pahit/sepet/hambar tetapi tetap enak menikmatai hasil olahannya.Motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,abadi,dan semakin lama semakin terasa subur berkembang.Karena maknanya,kain ini biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan.Harapannya adalah agar cinta kasih ini akan menghadapi kedua mempelai,diberi kesabaran walau pahit manis dalam kehidupan yang akan ditempuh.


35.Kawung. Kawung adalah daun dari buah aren yang di keringkan dan juga pada zaman dulubanyak digunakan sebagai bungkus tembakau.Motif Kawung bermakna keinginan dan usaha yangkeras akan selalu membuahkan hasil dan rejekinya berlipat ganda,walaupun kadang memakan waktu lama.Kerja keras untuk menghasilkan sesuatu berlipat akan lebih bermakna jika disertai dengan sikap hemat,teliti,cermat,dan tidak boros.


36.Jae Serempang. Jae atau Jahe adalah tumbyhan yang umbinya bermanfaat sebagai bumbu masak dan juga keperluan herbal obat-obatan.Pada motif dilukiskan berupa rimpang jahe didalam tanah dengan daun yang tumbuh ke permukaan tanah.Berbeda dengan serempang kandang,penggambaran jahe serempang tumbuh sendiri,soliter,tumbuh liar dan tidak dibudidayakan.


37.Jati Rombeng. Tanaman jati ,mulai dari akar,pohon dan daun dapat dimanfaatkan.Kayunya merupakan bahan baku meubelair terbaik.Tunggaknya dapat diolah menjadi karya seni yang bernilai tinggi.Jati banyak ditemui di Indrmayu bagian selatan khususnya di daerah Haurgeulis.Kayu jati diolah dengan kretivitas untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.


38.Iwak Etong. Motif ini menggambarkan bahwa Indramayu adalah daerah pesisir pantai utara Jawa penghasil Udang dan Ikan. Istri-istri yang ditinggal melaut berbulan-bulan mendapat penghasilan tambahan dari membatik. Membatik bagi warga Paoman dan sekitarnya menjadi pekerjaan turun temurun dari ibu dan nenenk mereka. Motif ini menggambarkan hasil laut, Urang ayu atau udang besar, kepiting, cumi-cumi dan aneka tumbuhan laut. Ikan Etong seperti bentuknya berupa ikan yang besar berdaging tebal dan biasa disajikan berupa ikan bakar di wilayah pantura. Beberapa orang meyakini bahwa memakai motif ini akan mendatangkan kemakmuran bagi nelayan selama melaut.



39.Iwak Petek. Motif ini banyak terinspirasi oleh lingkungan di daerah pesisir Indramayu yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Petek berarti jeni ikan yang biasa dikenal warga lokal. Adapun makna motif ini bahwa hidup harus selaras dalam keseimbangan demi meraih kemakmuran.

40.Ganggeng. Motif Ganggeng menggambarkan semacam rumput laut/ganggang (alga) yang banyak ditemukan di Pantai. Dalam batik ini ganggeng mengandung filsafah bahwa tumbuhan ganggang yang lembut di dalam air mempunayi peran sebagai rumah bagi binatang laut dan pelindung dari predator serta berfungsi pula sebagai bahan pangan manusia. Maknanya bahwa dalam kehidupan seyogyanya kita berlaku lemah lembut bukan berarti lemah akan tetapi kita juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Sehingga orang lain akan terasa nyaman dengan adanya saling membantu dan tolong-menolong dalam kebaikan.

Dikutip dari buku Batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu















Kamis, 27 Oktober 2016

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Motif Bokong Semar

Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.

Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.

 Batik Indramayu Keren


Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hitam. Tokoh Semar dikenal dalam dunia pewayangan berperawakan gemuk.

“Semar menggambarkan tokoh yang bijaksana, beberapa masyarakat mempercayai bahwa memakai motif ini melambangkan kebijaksanaan dalam tingkah lakunya,” kata Anna.

Selanjutnya, dengan adanya kebijakan menggunakan batik khas Indramayu ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian industry batik Indramayu yang masih tersebar di berbagai rumah. Bahkan dengan adanya produksi masal bisa meningkatakan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Sebelum menetapkan motif Bokong Semar sebagai motif resmi untuk pakaian dinas setiap kamis, pada awal tahun 2000 Pemkab Indramayu juga telah menggunakan motif Rajeg Wesi untuk seragam setiap hari Jum’at.

Salah seorang PNS menyambut baik adanya kebijakan menggunakan motif Bokong Semar setiap kamis ini. Kecintaan terhadap batik bukan hanya tumbuh dikalangan birokrat, tapi juga bisa tumbuh diseluruh masyarakat Indramayu.

DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu

Baca juga 50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan 

50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan (Bagian 1 - Bagian 5)


Motif Batik Indramayu 
Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan motif batik dari daerah lain termasuk dari tetangganya Batik Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Letak geografis dan astronomis membuat batik Indramayu memiliki keunikan tersendiri.

Tidak heran jika motif batik tersebut lebih banyak menggambarkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan peralatan yang ada sejak dulu hingga sekarang. Motif-motif tersebut banyak sekali, tetapi ada beberapa yang sudah memiliki hak cipta dan dipatenkan.

Berikut 50 motif batik Indramayu yang sudah dipatenkan (Bagian 1) :

 Motif Batik Indramayu

1. Kembang Suket. Suket mudah dijumpai tumbuh di pekarangan rumah penduduk sekitar daerah pembatikan di Indramayu. Suket berarti rumput (rerumputan) yang dimaknai secara simbolik sebagai rakyat biasa (rakyat kecil ; wong cilik). Kembang berarti bunga bermakna suatu keindahan, keanggunan dan menarik. Motif kembang suket bermakna rakyat biasa harus memiliki daya tarik atau kemampuan, meskipun berasal dari kalangan bawah tetap harus berusaha dan belajar supaya memiliki prestasi yang membanggakan.


2. Kembang Pete. Motif ini berdasarkan gambaran alam sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni batik pada zaman dahulu. Pohon pete yang banyak tumbuh di sekitar daerah Indramayu kebanyakan pete China atau dikenal dengan sebutan bendara (lamtoro) yang tumbuh di pesawahan atau batas-batas pekarangan. Bendara ini buahnya biasa dipakai sebagai menu lalapan dan kayunya berfungsi sebagai pagar antar rumah atau kebun/sawah. Ada pun pete yang besar ditemu di Indramayu bagian selatan berbatasan dengan Sumedang atau Subang. Biji pete dengan rasa khas banyak disukai oleh masyarakat. Motif kembang pete ini dapat diartikan seperti halnya pohon pete yang buahnya bisa dimakan dan pohonnya berfungsi sebagai pagar, manusia dalam hidupnya selain harus berguna bagi diri sendiri juga kepada masyarakat sekitarnya.


3. Lasem Urang. Indramayu dikenal sebagai daerah pesisir yang kaya akan hasil perikannya, salah satunya adalah udang. Dalam bahasa Indramayu udang berarti urang yang bentuknya kecil-kecil. Nelayan pergi melaut dan menangkap ikan dan udang di pesisir pantai Indramayu selama berbulan-bulan. Isteri-isteri nelayan inilah yang sejak dahulu mengkaryakan hidupnya dengan membatik selama ditinggal melaut para suaminya. Motif ini terinspirasi oleh kekayaan hasil tangkapan ikan dan udang di pantai utara Indramayu pada zaman dahulu. Konon dengan membatik motif ini berharap supaya mendapatkan hasil yang berlimpah.

4. Manuk Bengkuk. Motif ini menggambarkan keanekaragaman kehidupan fauna di sekitar pantai Indramayu, dimana banyak burung di pinggir pantai untuk mencari makan. Burung berwarna putih dan berleher panjang biasa ditemui di rawa-rawa dan pantai Indramayu. Burung bengkuk menjadi salah satu bagian fauna yang menginspirasi para pembatik dalam berkarya dan menuangkan dalam sehelai kain batik tulis Indramayu.


5. Lokcan. Lokcan berasal dari bahasa China (Luk Cuan), motif ini merupakan variasi dari motif buruk Phonix (burung Hong) yang menurut legenda bangsa China hanya muncul pada masa-masa damai dan makmur. Burung Phonix disebut Hong oleh masyarakat China diyakini sebagai pembawa keberuntungan, oleh karena itu motif Lokcan ini dibuat agar masyarakat selalu mendapatkan keberuntungan dan keberhasilan dalam segala hal.


6. Kereta Kencana. Penggambaran seni di zaman dahulu, kereta menjadi simbol dari kekuasaan, kemegahan, kebijaksanaan, kebangsawanan, menggambarkan puncak pencapaian tujuan.


7. Merak Berunding. Motif Merak Berunding menggambarkan burung yang saling berhadapan. Menunjukkan karakter, sifat dan kepiawaian rakyat Indramayu dalam mengatur strategi di zaman penjajahan. Makna berunding berarti pula strategi dalam menentukan kemufakatan dan merak berarti kepiawaian dan kegagahan. Sehingga Merak Berunding bermakna kepiawaian rakyat dalam menentukan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai tujuan bersama.


8. Manuk Drawes. Manuk Drawes merupakan burung yang banyak ditemui di daerah Indramayu terutama di bantaran sungai Cimanuk. Sungai yang membelah kota Indramayu ini memang menjadi tempat tinggal dan sejarah daerah pembatikan antara lain Desa Paoman, Babadan, Penganjang, Terusan, Anjun, Pengikiran. Manuk Drawes biasa terbang di atas permukaan sungai dan hinggap di rumah penduduk. Burung pemakan serangga ini mempunyai kebiasaan mengeluarkan air liur untuk menarik mangsanya.


9. Merak Ngibing. Burung Merak merupakan simbol kegagahan dan kegembiraan. Ngibing berarti tarian (burung yang menari). Sehingga motif merak ngibing menggambarkan kegembiraan dari rakyat dalam mencapai kemenangan yang diekspresikan dalam bentuk tarian.


10. Pacar Cina. Pacar Cina ada yang mengartikan sebagai penganan (makanan) yang terbuat dari tepung berbentuk persegi kecil-kecil, dimasak dengan santan dan diberi gula. Ada juga yang menggambarkan sebagai biji daun pacar yang dapat berfungsi sebagai kutek pewarna merah kuku. Tanaman pacar berasal dari Cina, berdaun kecil dan berbunga bulat kecil. TBiasanya para wanita muda menumbuk daun sampai halus, memberinya sedikit air dan memasangkan pada kuku semalaman. Dahulu, banyak orang Belanda yang menaruh simpati melihat keanggunan para wanita muda berkebaya dan berbatik yang berjari lentik dengan kuku berwarna.

Bersambung

Dikutip dari buku Batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu

Rabu, 26 Oktober 2016

50 Motif Batik Indramayu Yang Sudah Dipatenkan (Bagian 5)

Motif Batik Indramayu 
Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan motif batik dari daerah lain termasuk dari tetangganya Batik Cirebon yang terkenal dengan batik Trusminya. Letak geografis dan astronomis membuat batik Indramayu memiliki keunikan tersendiri.


Tidak heran jika motif batik tersebut lebih banyak menggambarkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan peralatan yang ada sejak dulu hingga sekarang. Motif-motif tersebut banyak sekali, tetapi ada beberapa yang sudah memiliki hak cipta dan dipatenkan. Tulisan ini merupakan lanjutan 50 Motif Batik Indramayu yang sudah dipatenkan dari Bagian 1Bagian 2Bagian 3 dan Bagian 4.

Berikut 50 motif batik Indramayu yang sudah dipatenkan (Bagian 5) :

Motif Kayu Gorda

41. Kayu Gorda (HC No.023965). Motif ini menggambarkan pohon dengan bagian batang dan ranting yang menjalar besar dan kuat. Pohon yang tumbuh melindungi aneka hewan dan ikan yang hidup di bawahnya. Beberapa orang menyebut pohon ini pohon bakau yang biasa ditemui di pantai atau rawa-rawa. Biasanya tumbuh dengan akar yang panjang dan masuk ke air. 

Motif Udan Liris

42. Dan Liris/Udan Liris (HC No.023966). Motif ini mengandung makna ketabahan dan harus tahan menjalani kehidupan dengan rasa prihatin biarpun dilanda panas dan hujan. Setiap orang yang berumah tangga, apalagi pasangan yang baru menikah, harus mau dan berani hidup prihatin ketika banyak halangan dan cobaan. Ibaratnya seperti tertima hujan dan panas, tidak boleh mudah mengeluh. Segal macam halangan dan rintangan itu harus dihadapi dan menyelesaikannya bersama-sama. 


43. Srintil (HC No.023967). Srintil merupakan sejenis burung yang banyak hidup dan beterbangan di rawa dan pesisir pantai Indramayu. Burung yang indah dengan sayap yang panjang di sepanjang pesisir, balong (rawa-rawa) dan tambak ikan petani di wilayah Indramayu. 

Motif Teratai

44. Teratai (HC No.023968). Motif teratai adalah penggambaran bunga. Bunga teratai akrab bagi warga Indramayu khususnya bagi para pembatik yang tinggal di daerah berawa dan sekitar pantai. Tangkainya yang biasa dibikin tumis dan bijinya biasa dibuat kuaci. Bunga ini memberi inspirasi bagi para pembatik dan dituangkan indah dalam sehelai kain yang merupakan simbol kesucian dan kebenaran. 

Motif Tiga Negeri

45. Tiga Negeri (HC No. 023969). Tiga Negeri menggambarkan tiga aspek kehidupan yang merupakan dasar keseimbangan yaitu tanah, air dan udara. Menjaga ketiganya merupakan syarat menuju hidup yang berkeadilan dan berkemakmuran. 

Motif Banji Tepak

46. Banji Tepak (HC. No.023970). Motif ini memiliki makna keteraturan kehidupan. Motif banji merupakan ornamen swastika yang disusun yang tiap ujungnya saling menyambung (swastika tertutup). Nama “Bandji” berasal dari bahasa tionghoa yang artinya ban artinya sepuluh dan dzi artinya beribu perlambang murah rejeki dan kebahagiaan yang berlipat ganda. Banji Tepak bermakna sebagai kotak perhiasan yang melambangkan kesuburan dan keragaman, dirangkai oleh ornamen swastika yang saling terkunci. Motif Banji pada batik Indramayu menggambarkan kotak yang berisi aneka ragam hias mencerminkan kekhasan lokal berupa kekayanaan ikan, udang, burung, binatang piaraan, persawahan, dan aneka tumbuhan. Merupakan cermin mata pencaharian di daerah pembatikan Paoman, Babadan dan Penganjang Kabupaten Indramayu. Makna batik ini menunjukkan kekayaan tanah dan laut Indramayu yang harus selalu dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. 

Motif Ayam Alas

47. Ayam Alas (HC No.0239971). Motif Ayam Alas merupakan penggambaran keadaan dari alam sekitar daerah Indramayu. Sebagian daerah Indramayu terutama bagian selatan memang banyak ditemukan alas (Hutan) dan ankea satwa yang hidup didalamnya pada waktu itu. Motif ini didominasi oleh ragam hias dedaunan yang menjuntai, beranting dan ayam yang mempunyai bulu yang lebat. 

Motif Bokong Semar

48. Bokong Semar (HC No.023972). Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hitam. Semar dikenal dalam dunia pewayangan berperawakan gemuk. Semar menggambarkan tokoh yang bijaksana. Beberapa masyarakat mempercayai bahwa memakai motif ini melambangkan kebijaksanaan. 

Motif Banji

49. Banji (HC No.023973) Nama Bandji berasal dari bahasa tionghoa yang artinya ban artinya sepuluh dan dzi artinya beribu perlambang murah rejeki dan kebahagiaan yang berlipat ganda. Motif ini memang menggunakan dasar ornamen Banji murni pada latarnya dan dihiasi lunglungan atau motif tumbuhan untuk menghiasnya. Motifg banji dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan keahlian khusus dalam proses pembatikan. 

Motif Cendrawasih

50. Cendrawasih (HC No.023974). Semua orang mengenal bahwa burung Cendrawasih berasal dari Papua (dulu Irian Jaya). Keindahan burung ini telah menginspirasi para pembatik di Indramayu. Kemungkinan burung ini sudah ada di Indramayu atau pernah dikoleksi pada zaman terdahulu di sekitar Indramayu. Keindahan dan kecintaan akan alam berupa satwa berupa burung banyak menginspirasi para pembatik dalam sebuah helai batik. 


Tamat 


Dikutip dari buku Batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu