Rabu, 19 Oktober 2016

Pangeran Suryanegara

Pangeran Suryanegara adalah tokoh penyiar agama Islam sekaligus tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda. Dalam menyiarkan agama Islam maupun menentang kekuasaan kolonial Belanda itu, ia lakukan di luar keraton. Ini ia lakukan karena sebagai seorang penentang kekuasaan Kolonial Belanda harus hidup di luar keraton. Dan ini tidak lain disebabkan pada masa itu keraton sudah ada dalam kontrol pemerintah kolonial Belanda.

Mengingat apa yang ia lakukan sebagai seorang penyiar ajaran Islam dan penentang kekuasaan asing mengharuskannya bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, tidak mengherankan wilayah tempat berkiprahnya meliputi banyak tempat dalam wilayah yang cukup luas. Tempat-tempat itu tidak hanya ada di wilayah Cirebon, tetapi juga di wilayah Kuningan, Majalengka dan Indramayu. 

Berikut ini beberapa nama tempat sekaligus keterkaitannya dengan kiprah maupun peninggalan Pangeran Suryanegara.

Wanayasa.
Tempat ini merupakan tempat dimana ia menyebarkan agama Islam dengan mendapatkan banyak murid. Dan di tempat ini ia mempersunting seorang gadis bernama Nyi Endang Rambut Kasih. Entah memiliki hubungan dengan nama gadis itu atau tidak, tidak jauh dari tempat di mana mereka tinggal, terdapat mata air yang bernama Sindangkasih.

Desa Mertasinga, Gunungjati.
Tempat ini merupakan tempat dimana Pangeran Suryanegara berniat mendirikan keraton. Namun karena usianya sudah keburu tua maka keraton yang dibuatnya tidak terwujud. Namun demikian walau beliau tidak dapat mewujudkan keinginannya itu, beliau sempat membuat gapura yang akan digunakan sebagai gapura keraton dan dapat kita saksikan sekarang. Gapura ini sekarang dikenal dengan “Siblang Wong” atau “Lawanggede“ yang artinya pintu besar yang baru dibuat beberapa bagian.

Desa Kedondong, Kecamatan Dukupuntang.
Tempat ini merupakan tempat Pangeran Suryanegara bertempur melawan Belanda. Dalam pertempuran ini Pangeran Suryanegara dibantu oleh Ki Bagus Rangin. Dan dalam pertempuran ini ia berperan sebagai Komandan.

Desa Lemahtamba, Kecamatan Suranenggala.
Di desa ini peninggalan Pangeran Suryanegara adalah sumur.

Karangampel di Kabupaten Indramayu. Peninggalan yang ditinggalkan Pangeran Suryanegara adalah makom.
Desa Silebu, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan.
Di tempat ini terdapat kolam dan sawah peninggalan Pangeran Suryanegara.

Desa Bulak di Jatibarang, Indramayu.
Tempat ini adalah tempat di mana Pangeran Suryanegara dipercayai telah memperlihatkan kekuatannya. Di tempat ini beliau telah mengubah mereka yang dianggap tidak baik menjadi monyet. Pengubahan ini dilakukan setelah beliau melihat kebiasaan warga yang bekerja sambil makan dengan mengutuknya hingga menjadi monyet. Monyet-monyet ini sekarang dapat disaksikan di suatu kawasan di Desa Bulak.

Selain itu nama tempat-tempat lainnya yang memiliki hubungan dengan Pangeran Suryanegara, tercatat nama Desa Grogol, Kecamatan Gunungjati, dan Desa Sumber, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Pada awalnya, Pangeran Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung, Desa Astana, Gunungjati. Pemindahan jasad dilakukan karena ada keberatan pihak keraton (Keraton Kasepuhan) jika ia dimakamkan di tempat itu. Keberatan pihak keraton ini terkait dengan penentangannya atas kekuasaan Belanda khususnya campur tangan Belanda dalam kehidupan keraton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar